1. Jelaskan dengan contoh mengenai tahapan – tahapan dalam siklus perencanaan marketing! (The Planning Cycle)
Model dasar perencanaan dalam manajemen adalah APIC (Analyze, Planning, Implementation, Control). Alurnya berjalan siklis seperti diagram berikut.
- Siklus dimulai dari tahap Analisis dan Audit. Pada tahap ini, marketer perlu mengumpulkan informasi dan data mengenai lingkungan internal maupun eksternal perusahaan. Segala data yang telah terkumpul akan digunakan sebagai pedoman pembuatan detail rencana pemasaran, mulai dari objektif hingga strategi yang akan digunakan. Contoh kegiatannya adalah : analisa situasi SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan, Ancaman), analisa situasi STEEPLE (untuk detail lingkungan eksternal perusahaan : Social, Technology, Economy, Education, Politics, Legal, Environment), audit ketersediaan sumber daya, serta menganalisa profil target pasar atau keadaan pasar seperti trend yang sedang hangat dibicarakan atau opinion leader yang sedang naik daun.
- Langkah berikutnya adalah Planning, dimana objektif ditetapkan dan strategi untuk mencapai objektif tersebut disusun beserta perincian dana dan sumber daya manusia yang dibutuhkan. Segala hal yang akan dilakukan, mulai dari standar pelaksanaan sampai cara mengevaluasi, akan ditetapkan dalam tahap ini. Penyusunan rencana (Planning) dilaksanakan berdasarkan informasi yang telah didapat dari tahap sebelumnya agar objektif dapat disusun secara realistis dan membawa kemajuan pada perusahaan. Tujuan planning adalah sebagai pedoman pelaksanaan strategi. Contoh kegiatan : menentukan objektif (tujuan), menentukan Marketing Tools yang akan digunakan, menentukan taktik yang akan digunakan, perincian dana serta timetables, dan menentukan standar evaluasi serta cara untuk memantau hasil kinerja setelah implementasi.
- Setelah perencanaan, tahap berikutnya adalah Implementation. Disinilah rencana yang telah dibuat mulai dieksekusikan serta direkam perkembangannya.
- Saat pelaksanaan berlangsung manajer pemasaran akan memantau dan mengkontrol pengeksekusian rencana. Tujuannya agar segala hal yang terjadi di luar rencana dapat teratasi dengan baik. Selain itu kontrol juga dilakukan untuk memantau umpan balik dari target. Setelah rencana selesai dieksekusikan, maka evaluasi mulai dilakukan. Tujuan evaluasi adalah untuk mengukur tercapai atau tidaknya objektif yang telah ditetapkan serta mengukur sesuai atau tidaknya pelaksanaan dengan rencana. Evaluasi juga membantu marketer untuk melihat penyimpangan yang terjadi sehingga dapat diperbaiki dan digunakan sebagai informasi dalam melaksanakan perencanaan selanjutnya. Contoh kegiatan : memantau rating iklan, memantau tanggapan target, memantau reaksi publik.
3. Sebutkan minimal 3 alasan mengapa analisis internal dalam proses perencanaan marketing itu penting!
- Analisis internal memampukan perusahaan untuk melihat dimana posisi perusahaan mereka pada saat itu. Sehingga dalam proses perencanaan, mereka dapat menentukan tujuan yang dapat membantu perusahaan itu bergerak maju ke arah yang mereka inginkan.
- Dengan melaksanakan analisis internal, data mengenai keunggulan perusahaan dapat teridentifikasi sehingga dapat digunakan dalam perencanaan. Keunggulan perusahaan juga dapat menjadi alat untuk menonjolkan perusahaan tersebut dari pesaing.
- Analisis internal membantu marketer untuk melihat kemampuan perusahaan dalam melakukan sebuah rencana. Analisis internal mengandung informasi mengenai ketersediaan sumber daya alam dan manusia, serta dana yang dimiliki.
- Analisis internal membantu marketer merencanakan strategi dan taktik yang akan digunakan. Informasi mengenai sumber daya, dana, serta data perencanaan sebelumnya dapat membantu marketer menentukan cara yang paling efektif untuk meraih objektif yang telah ditentukan.
5. Menurut Anda, bagaimana korelasi antara konsep STP (Segmentation, Targeting, Positioning) dengan teori AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) ?
AIDA merupakan model dasar yang menjabarkan tahapan-tahapan yang dilalui pembeli (customer) sebelum melakukan pembelian (purchase). Berawal dari perhatian, ketertarikan, berhasrat / berkeinginan, sampai aksi untuk membeli. Proses AIDA ini akan berjalan pada target apabila marketer dapat merancang Marketing Tools serta taktik pelaksanaannya yang sesuai dengan perilaku target mereka. Oleh karena itu, STP sangat dibutuhkan oleh marketer untuk mengetahui siapa yang menjadi target, bagaimana perilaku target, dan konsep apa yang ingin ditanamkan dalam pikiran target. Sehingga marketer dapat merancang Marketing Tools yang sesuai dengan kebiasaan perilaku target dan sesuai dengan positioning produk yang telah ditentukan. Dengan demikian, Marketing Tools dan taktiknya menjadi lebih tepat sasaran sehingga jauh lebih memungkinkan untuk mendapat ROI yang tinggi.